Selasa, 07 Juni 2011

FRETELIN-2012

Opini dari Saudara Jacinto Aparicio

Gerakan kemerdekaan Timor Leste berawal dari Revolusi Bunga di Portugal, seluruh daerah jajahan Portugis diberi kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri (self determination). Di Timor Leste waktu itu muncul beberapa partai politik yang mempunyai cita-cita dan pandangan politik yang berbeda satu dengan lainnya. Di antara ke-5 partai politik yang ada pada waktu itu, hanya ada satu partai politik yakni "FRETELIN" yang menginginkan "INDEPENDENCIA NACIONAL." Wujud dari tujuan inilah maka pada tanggal 28 November 1975 FRETELIN secara sepihak memproklamasikan Kemerdekaan RDTL yang di sebut : "PROCLAMACAO INDEPENDENCIA UNILATERAL." Namun sayangnya, hanya menjelang beberapa hari Indonesia menginvasi Timor Leste yang akhirnya menjadikan Timor Leste sebagai propinsi yang ke-27 Negara Kesatuan Republik Indonesia.



Semangat juang tidak tertelang oleh doktrin penjajah, FALINTIL masih eksis di hutan, perwakilan Timor Leste di luar negeri masih menyeriakkan kemerdekaan Timor Leste kepada masyarakat internasional, dan di kota gerakan bawah tanah masih melancarkan aksinya berupa manifestasi-manifestasi yang diselenggarakannya sebagai bentuk tuntutan masyarakat akan pelanggaran HAM oleh Indonesi di Timor Leste. Berbagai proses perjuangan kemerdekaan RDTL dilalui hingga menelang
beribu-ribu jiwa, namun semangat "UKUN RASIK AN" yang dicetuskan oleh FRETELIN bagaikan kobaran api yang tak kunjung padam.
Akhirnya, sesuai dengan kesepakatan 5 Mei 1999 di New York, di mana pada tanggal 30 Agustus 1999 segenap putra/putri bangsa yang sudah genap usia 17 tahun ke atas diajak menuju Tempat Pemunggutan Suara untuk menentukan nasib bangsa dan rakyatnya melalui mekanisme demokratis. Pada babak ini, pro-kemerdekaanlah yang menang, pengumuman hasil jajak pendapat tanggal 4 September 1999 oleh Sekretaris Jeneral PBB bahwa pro-kemerdekaan meraih suara terbanyak (78%). Pada hari yang bersamaan, asap hitam kembali menyelimuti Bumi Lorosa'e, bunyi senapan kembali
membisikkan telinga, namun semuanya ini merupakan akibat dari pilihan rakyat.
Dalam suasana kebebasan FRETELIN kembali bersuara, pada tanggal 30 Agustus 2001, segenap putra-putri bangsa yang sudah genap usia 17 tahun ke atas diajak kembali menuju tempat pemunggutan suara untuk memilih ASSEMBLEIA CONSTITUANTE, tergerak oleh sejarah perjuangan bangsa, FRETELIN dipercayakan untuk memilih dewan yang mulia ini sekaligus memimpin pemerintahan RDTL. 20 Mei 2002 Timor Leste kembali merestaurasi kemerdekaannya yang telah diproklamasikan oleh FRETELIN pada 1975, dan FRETELIN dipercayakan untuk mengemudi roda pemerintahan RDTL yang diketuai oleh Dr. Mari Akatri selaku perdana menteri.
Badai politik kembali menerpa bahtera FRETELIN, berawal dari masalah "ANTIGOS COMBATENTES DAN VETERANOS DAS FALINTIL," "MANIFESTASI YANG DIGELAR OLEH GEREJA KATHOLIK," dan " MASALAH PETISIONER DAN KELOMPOK MAYOR ALFREDO." Memberi pukulan yang luar biasa kepada Dr. Mari Alkatiri, akhirnya beliau dipaksa mengundurkan diri dari kursi perdana menteri.
Rentetetan masalah tersebut di atas terjadi selama masa kepemimpinan FRETELIN yang tidak dapat diselesaikan, terlebih krisis politik dan militer 2006 yang kembali melibatkan nyawa anak bangsa, menguncang eksistensi pemerintahan FRETELIN waktu itu. Berbagai macam pertanyaan rakyat kecil yang tidak dapat dilontarkan kembali menyerang pemerintahan FRETELIN. "Sikap apa yang telah
diambil oleh pemerintahan FRETELIN dalam menyelesaikan krisis 2006?" "Di mana letak tanggung-jawab pemerintahan FRETELIN terhadap krisis militer yang muncul dalam kepemimpinannya?"
Menurut hemat saya, pertanyaan-pertanyaan kaum tak bersuara yang tak dapat dilontarkan inilah yang menyebabkan FRETELIN tidak dapat dipercayakan kembali oleh rakyatnya pada pemilihan presiden dan parlemen tahun 2007. Hendaknya kekalahan FRETELIN pada tahun 2007 dijadikan pertanyaan yang mesti dijawab oleh Sekjen Partai, Presiden Partai dan segenap anggota "COMITE CENTRAL FRETELIN."
"Mengapa FRETELIN yang merupakan partai historis kemerdekaan bangsa tidak dapat dipercayakan lagi oleh putera-puteri bangsa untuk memimpin RDTL?" Para anggota CCF harus introspeksi diri dan mencoba lagi untuk melihat kembali sistem politik/manual politica FRETELIN itu sendiri. "Barangkali sistemnya perlu diperbaiki?" Jika perlu, maka sudah saatnya, karena PEMILU 2012 semakin dekat.
"Para anggota CCF yang akhirnya meninggalkan CCF, mengapa?" "Apakah karena mereka tidak mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin partai sehingga meninggalkan partai dan menyatakan diri sebagai FRETELIN MUDANCA?" "Ataukah mereka menuntut sistem politik dan etika kepemimipinan yang perlu dirubah guna menjaga eksistensi FRETELIN itu sendiri?"
Sudah yang ke sekian kalinya telinga kita tersambar oleh lagu "ELEICAO ANTECIPADA DAN MARCHA DA PAZ" yang dinyanyikan oleh anggota CCF. "Apakah ELEICAO ANTECIPADA DAN MARCHA DA PAZ merupakan satu sikap baik dan menguntungkan FRETELIN untuk merebut kembali pemerintahan RDTL dari kepemimpinan AMP?" Jawaban saya, "TENTU TIDAK!!!" Dengan menurunkan masa dari berbagai penjuruh tanah air ke kota Dili untuk melakukan MARCHA DA PAZ, merupakan momentum yang diciptakan oleh FRETELIN untuk pihak ketiga dengan tindakan-tindakan tertentu yang akhirnya mengotori nama baik FRETELIN, lebih parah lagi jika ada tindakan-tindakan kriminal dari peserta MARCHA DA PAZ, maka untuk yang kedua kalinya FRETELIN tidak dipercayakan lagi oleh masyarakat, karena FRETELIN menjadi sumber kriminal karena digelarnya MARCHA DA PAZ oleh FRETELIN.
Dengan demikian saya menghimbau kepada yang mulia Camarada Secretario Gerel Partido FRETELIN, Camarada Presidente Partido FRETERLIN dan segenap anggota CCF untuk mempersiapkan simpatisan dan militannya untuk menyonsong PEMILU 2012 bukan dengan MARCHA DA PAZ dan ELEICAO ANTECIPADA. "Sudah sejauh manakah persiapan FRETELIN?" "Apa yang telah, sedang dan akan dipersiapkan oleh FRETELIN untuk PEMILU 2012?" "Dengan rangkaian persiapan yang mungkin telah, sedang dan akan dilakukan dapat mengembalikan militantes dan simpatisantes yang saat ini jauh dari FRETELIN dapat kembali ke pangkuan FRETELIN?" Beberapa pertanyaan di atas hendaknya dijadikan bahan permenungan oleh anggota CCF untuk menyonsong PEMILU 2012. TERIMA KASIH
Posted by TEMPO SEMANAL

Tidak ada komentar: